Selasa, 03 Agustus 2010

ARANG MENURUNKAN KOLESTEROL

Berawal dari suami yang pusing-pusing berkepanjangan, sama merasa sedikit pegal-pegal. Biasanya sih cuma gejala flu. Tapi dikasih obat flu dan pusing tidak sembuh, dikasih obat masuk angin tidak sembuh juga. Nah iseng-iseng cek darah ke laboratorium. Hasilnya gubrakkkkk …. kadar kolesterolnya 385.
Heran bin ajaib. Kenapa ya ? Padahal suamiku sangat memperhati- kan pola makanannya dan rajin berolah raga (meski tidak setiap hari sih). Tapi dia termasuk yang crewet banget sama makanan, harus ada sayur dan buah. Makan siang saja suka membawa rantangan dari rumah.
Nggak mau jajan sembarangan. Makanya kita nggak menyangka sama sekali kalau pusing dan pegalnya gara-gara kolesterol. Nah pusingnya bertambah kenceng sewaktu dokter memberi resep obat penurun kolesterol yang moahallll. Kita sudah minta sama dokter supaya diberi obat yang generik saja. Eh si dokter bilang, “Obat bagus sama obat generik bedal-ah Pak. Kalau bapak mending pakai yang obat bagus saja, ini kolesterol 385 sudah sangat kritis, harus segera turun, kalau tidak efeknya bisa kemana-mana”. Duh nakut-nakuti saja tuh dokter !!!

Kebetulan hari itu tanteku telpon, cerita-cerita tentang Oom yang kena kolesterol juga, sampe ke 395. Dan obatnya yang mahal juga dari dr. X dari rumah sakit Y. Kita sama-sama curhat, mengeluh, merasa jadi korban perdagangan obat antara para dokter dan perusahaan obat.


Aku jadi ingat di tahun berapa itu (waktu aku masih agak mudaan), temanku yang bekerja jadi medical rep., cerita kalau si dokter M sudah dapat poin yang bisa ditukar dengan mobil Kijang atau keliling Eropa untuk 2 orang. Ck ck ck ….. Enak banget deh yang jadi dokter, apalagi dokter yang sudah ngetop. Tidak tahu situasi sekarang, apakah masih sama atau sudah ada kebijakan dari Depkes kah ?


Karena tidak mau menyerah dengan keadaan (ingin suami sembuh dari kolesterol tetapi tidak mau bayar obat yang moahalllll), maka aku dan tante sama-sama cari obat kolesterol, caranya kasak kusuk kemana-mana (maklum prempuan) sama nge-browse di internet. Nah, ketemulah obat kolesterol macam-macam di situ. Dari alpukat, bawang putih, labu siam, akar seledri, dan buah belimbing. Nah yang paling aneh tuh yang kubaca dari majalah Trubus 12 Maret 2007, ditulis sama Vina Fitriani. Dikatakan disitu kalau arang bisa jadi obat kolesterol, kutipannya begini ya:


Arang sebagai pereduksi kolesterol dan penghambat penyakit dilansir oleh British Journal of Nutrition. Sejumlah pasien berkolesterol tinggi yang diberi konsumsi 8 g arang per hari turun 25% dari total kolesterol, 41% kolesterol jahat LDL (low density lipoprotein), serta melipatgandakan rasio HDL/LDL kolesterol. Itu karena arang menyerap penyumbat jantung dan melancarkan peredaran darah koroner.


Nah ini dia yang kucari-cari ! Aku sama tante hari itu juga langsung cari arang di pasar, digiling halus, direbus pakai air, terus para suami disuruh minum rebusan yang hitam legam itu. Ajaib lho dalam waktu kurang dari 10 hari saja, kolesterol Oom ku jadi 173. Sedang suamiku jadi 170.



Penasaran sama hasilnya yang spektakuler, tanteku juga coba ikut minum arang. Tangan dan kakinya yang kebas (mati rasa) karena kolesterol jadi sembuh kembali setelah 5 hari. Masih penasaran, tetanggaku yang juga kedua tangannya kebas karena kolesterol aku kasih minum arang juga, hasilnya sembuh juga. Wah, hebat amat tuh arang.


Ada teman yang memberi tahu tentang Facebook arang obat ajaib (Bener lho aku tidak ada hubungan apa-apa sama Facebooker ybs), isinya kira-kira mengatakan kalau arang banyak manfaatnya untuk obat. Tidak menyangka ya ? Padahal kita suka kena syndrome : Yang murah pasti jelek, yang mahal pasti bagus. Sedangkan arang sudah sangat murah, tidak ada harganya, kesannya kotor (hitam legam begitu), apa sih bagusnya ? Paling-paling cuma buat bakar sate saja. Tapi ternyata dibalik ketidakberhargaannya dan kehitamannya (ngomong apaan sih?), tersimpan khasiat yang luar biasa.



Hidup arang ! Bye-bye kolesterol …..


SUMBER:
http://kolomkita.detik.com/baca/artikel/34/1391/yang_murah_jelek_hitam_..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar